Coaching 101 – Mendengarkan secara Aktif

Salam Semangat!

 

Saya yakin sudah banyak sekali literatur tentang leadership yang mengatakan bahwa seorang leader itu musti lebih banyak lagi mendengarkan. Berbagai survei juga sudah dilakukan dan salah satu hal yang musti dikuasai seorang leader adalah kemampuan mendengarkan. “Banyak mendengarkan dan berhenti bicara”, begitu saran para guru leadership.

Nah, bukankah setiap saat kita mendengarkan? Kalo gak mendengarkan bagaimana kita bisa tahu apa-apa yang disampaikan karyawan? Jadi, kemampuan mendengarkan yang seperti apa lagi?

Sekarang saya tanya, ketika sedang mendengar kata-kata karyawan Anda, informasi yang mereka sampaikan, berapa persen yang Anda tangkap? 100%? Yakin? Ada seorang manajer yang bahkan berani mengatakan dia mampu mendengar bahkan mengingat hampir semua yang karyawannya katakan. Oke, dia mungkin memang sanggup mendengar dan ingat hampir semua kata-kata. Dan tahukah Anda, bahkan ketika ingat semua kata-kata yang diucapkan, sebetulnya kemampuan mendengarkan kita baru sekitar 20-30%?

Jadi, apa dong yang 70-80%-nya? Nah, ini menariknya. Seorang pendengar yang baik tidak hanya sekedar mendengar semua kata namun juga dia mampu mendengar kata-kata kunci, yaitu kata-kata yang dianggap penting oleh orang tsb. Ini merupakan informasi yang relevan untuk dieskplorasi lebih lanjut.

Bagaimana kita tahu kata-kata kunci itu? Kita tahu karena kita mampu mendengar bagaimana kata-kata itu diucapkan. Bagaimana disampaikannya, dikatakannya, dll. Hal ini dipengaruhi beberapa elemen, yaitu suara dan bahasa tubuh yang mengatakannya. Suara bisa dari kecepatan, naik turun, volume, penekanan, dll. Bahasa tubuh terdiri dari ekspresi wajah, gerakan tangan, posisi tubuh, dll. Pendengar yang baik mampu membedakan kata-kata yang diucapkan secara normal, dengan kata-kata yang diucapkan dengan intonasi suara tertentu, ekspresi wajah tertentu, dll, yang artinya kata-kata itu penting buat dia, atau mengandung muatan emosi.

Nah, inilah yang seorang coach musti latih. Dia musti menguasai keahlian mendengarkan secara aktif, yaitu mendengar dan aktif menangkap kata-kata kunci yang coachee-nya ceritakan. Bila sudah mampu melakukan ini, maka seorang coach pada akhirnya akan bisa mendapatkan dan mengungkap berbagai perasaan, maksud, values, serta beliefs coachee di balik apa yang dia katakan. Dan ini adalah faktor penting agar bisa menciptakan AHA moment. Kemampuan ini akan banyak dipelajari di program coaching 66 jam.

 

Nah balik lagi sebagai seorang leader. Jadi apa yang disarankan di buku-buku leadership itu bukan hanya mendengarkan apa kata-kata karyawan kita. Kalo hanya itu, namanya mendengarkan secara pasif. Kita juga musti mampu ‘mendengar’ berbagai perasaan, harapan, values, dan beliefs mereka tentang hal yang mereka katakan atau ceritakan, dan menggunakannya untuk memberdayakan kemampuan mereka. Maka tidak heran bila kemampuan ini lah yang membedakan antara leader hebat dengan yang biasa saja.

Sudah banyak para manajer perusahaan yang telah belajar coaching skill 66 jam telah membuktikan aplikasinya, bukan hanya saat melakukan coaching namun saat memimpin.

Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.

M. Adithia Amidjaya, PCC

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let’s Schedule Time to Talk.

Segera dapatkan solusi dengan menjadwalkan pertemuan virtual dengan tim expert kami!

Company Profile

"*" indicates required fields

COPYRIGHT @2020 – PT. KORPORA TRAININDO CONSULTANT, ALL RIGHTS RESERVED