NLP: Negosiasi Tanpa Batasan? Siap Kalah?

NLP

NLP – Pernahkah Anda terlibat dalam sebuah negosiasi tanpa batasan minimum yang jelas? Mungkin Anda berpikir bahwa fleksibilitas adalah kunci—semakin terbuka terhadap kemungkinan, semakin besar peluang untuk mendapatkan kesepakatan. Namun kenyataannya, tanpa batasan minimum, Anda justru siap untuk gagal. Saya, Coach Antonius Arif, telah melihat banyak negosiator yang terlalu terbuka dan akhirnya menerima kesepakatan yang jauh dari harapan mereka.

NLP: Mengapa Pentingnya Menentukan Batasan Minimum?

Bayangkan Anda duduk di meja negosiasi, berhadapan dengan klien yang sangat berkuasa. Mereka memulai dengan tawaran yang jelas berada di bawah ekspektasi Anda. Apa yang terjadi jika Anda tidak memiliki batasan minimum? Anda mulai goyah. Mungkin Anda tergoda untuk berkompromi terlalu cepat, atau bahkan merasa terpojok sehingga akhirnya menerima sesuatu yang tidak sebanding dengan nilai yang Anda tawarkan.

Saya masih ingat ketika pertama kali benar-benar serius dalam negosiasi, saya terlalu terfokus pada kesepakatan besar dan sering lupa mempersiapkan batasan minimum. Suatu ketika, saya berhadapan dengan klien yang sangat dominan. Saya datang dengan harapan yang tinggi, tanpa benar-benar mempersiapkan diri seberapa rendah tawaran yang bisa mereka ajukan. Hasilnya, saya mendapatkan kesepakatan yang sangat buruk. Saat itulah saya belajar bahwa, dalam setiap negosiasi, memiliki batasan minimum bukanlah tanda kelemahan. Sebaliknya, ini adalah penegasan.

NLP: Bagaimana Batasan Minimum Dapat Mengubah Negosiasi?

Batasan bukan hanya tentang angka; ini adalah pedoman, sebuah garis yang tidak boleh Anda lewati karena itulah yang menjaga harga diri dan nilai tawaran Anda. Batasan ini membantu Anda tahu kapan harus mengatakan “tidak” dan kapan harus mundur. Banyak orang berpikir bahwa batasan minimum membatasi fleksibilitas, tapi kenyataannya tidak demikian. Batasan minimum justru memberikan kendali. Anda tahu seberapa jauh Anda bisa melangkah tanpa mengorbankan kepentingan Anda.

Ada satu contoh yang selalu saya ingat ketika berurusan dengan perusahaan besar. Mereka menawarkan kontrak yang menarik, tapi saya merasa mereka mungkin akan mencoba menekan harga. Di situlah batas minimum saya berperan. Sebelum negosiasi dimulai, saya sudah menetapkan berapa nilai minimal yang harus saya dapatkan. Jadi ketika mereka mulai menekan angka, saya tidak merasa terdesak karena saya tahu di mana saya bisa menerima atau menolak. Dengan batasan minimum yang jelas, saya bisa bernegosiasi dengan lebih percaya diri tanpa rasa takut kehilangan kesempatan. Hasilnya? Kami mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, dan saya tetap mempertahankan integritas tawaran saya.

Sebagai negosiator, penting untuk diingat bahwa Anda bukan hanya bernegosiasi untuk mendapatkan kesepakatan, tapi juga untuk memastikan bahwa kesepakatan tersebut menguntungkan bagi Anda. Tidak ada gunanya menerima kesepakatan jika pada akhirnya Anda merasa dirugikan. Batas minimum adalah garis pertahanan terakhir yang melindungi Anda dari jebakan negosiasi yang tidak seimbang.

Masuk ke dalam negosiasi tanpa batasan minimum sama saja dengan masuk ke medan perang tanpa persenjataan. Anda akan mudah dikalahkan karena lawan bisa melihat celah dalam fleksibilitas Anda. Di sisi lain, jika Anda datang dengan batasan minimum yang jelas, Anda tidak hanya menunjukkan kesiapan, tapi juga menghargai diri sendiri dan apa yang Anda tawarkan. – By Antonius Arif


Anda dapat membaca lebih lanjut keseluruhan disini.

Kunjungi website kami:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let’s Schedule Time to Talk.

Segera dapatkan solusi dengan menjadwalkan pertemuan virtual dengan tim expert kami!

Company Profile

"*" indicates required fields

COPYRIGHT @2020 – PT. KORPORA TRAININDO CONSULTANT, ALL RIGHTS RESERVED