Selamat pagi dan apa kabar?
Salah seorang teman pernah menyangsikan efektivitas coaching. Dia cerita pernah di-coaching oleh seseorang yang pernah belajar coaching, namun dia merasa tidak ada dampaknya. Hanya seperti ngobrol-ngobrol biasa dan prosesnya tidak tentu arahnya. Setelah selesai, dia tambah bingung harus melakukan apa.
Lalu saya tanya, “Memangnya apa yang kamu ingin dapatkan dari sesi coaching tersebut?” Teman saya tampak bingung. “Iya yah, sepertinya saat itu saya hanya membahas masalah dan coach-nya hanya bertanya-tanya seputar masalah saya itu.”
Coaching itu adalah sebuah proses untuk memaksimalkan potensi seseorang. Jadi, bukan hanya sekedar ngobrol ngalor ngidul atau sesi curhat saja. Agar coaching ini memberikan dampak yang optimal, perlu ada kesepakatan agenda dan tujuan coaching. Ini yang menjadi acuan coach untuk memfasilitasi prosesnya.
Kompetensi Inti ICF mengenai hal ini adalah Establishing the Coaching Agreement, yaitu kemampuan untuk membangun kesepakatan coaching. Artinya, di awal tiap sesi coaching, seorang coach musti memastikan apa yang coachee-nya ingin bahas dan apa tujuan yang dia ingin capai di sesi itu.
Langkah-langkah untuk memastikan agenda coaching adalah seperti ini:
- Pastikan topik yang ingin dibahas. Biasanya seorang coachee membawa sebuah problem atau tantangan ke sesi coaching. Ajak dia untuk mengungkapkan apa yang dia ingin bahas.
- Cek apa kaitan topik tersebut dengan goal besarnya. Sebuah program coaching yang terdiri dari beberapa sesi pasti dengan sebuah tujuan besar yang coachee ingin raih, apakah itu tentang pencapaian KPI-nya, peningkatan karir, perubahan perilaku, dll. Ini namanya goal atau agenda besar. Ketika dia membahas sebuah topik tertentu di sesi coaching, cek dengan menanyakan, “mengapa ini begitu penting untuk kita bahas?” atau “Bagaimana topik ini berkaitan dengan tujuan Anda di akhir program, yaitu untuk meningkatkan kinerja?” Pastikan dia betul-betul clear tentang hal ini.
- Tanyakan goal spesifik yang coachee ingin dapatkan di akhir sesi. Pastikan dia menyatakan apa yang dia ingin peroleh di akhir sesi coaching. Misalnya dengan pertanyaan: “Apa yang Anda ingin dapatkan di akhir sesi ini, berkaitan topik itu?” Bila perlu tanyakan juga bagaimana dia tahu bila dia sudah mendapatkan tujuannya itu, dan apa yang menjadi ukuran keberhasilannya. Tahap ketiga ini penting karena akan menjadi acuan utama coach-nya dalam melanjutkan proses coaching di sesi tersebut sehingga tidak melebar kemana-mana.
Ketika kita sebagai coach sudah melakukan tahapan-tahapan di atas, maka agenda coaching menjadi LENGKAP sehingga proses sesi coaching akan menjadi FUN dan berdampak maksimal.
Sudah banyak para manajer perusahaan yang telah belajar coaching skill 66 jam telah membuktikan aplikasinya, bukan hanya saat melakukan coaching namun saat memimpin.
Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.