Sebelumnya kita telah membahas apa itu analytical thinking, strategic thinking, systems thinking dan critical thinking.
Pertanyaannya adalah, bagaimana kita bisa mengoptimalkan keempat kemampuan berpikir ini? Ternyata, coaching berbasis ICF dapat membantu mengembangkan dan mengoptimalkan kepada klien. Peran seorang coach adalah mendukung klien dan membantu mereka mengidentifikasi tujuan, mengembangkan strategi, dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Proses coaching juga akan melibatkan penggunaan berbagai jenis keterampilan berpikir di atas tergantung pada situasi dan kebutuhan klien.
Berikut adalah berbagai cara secara umum bagaimana seorang coach menggunakan kompetensi coaching untuk mengoptimalkan setiap kemampuan proses berpikir tersebut:
1. Kemampuan analytical thinking:
- Active listening: Seorang coach akan mendengarkan secara aktif untuk memahami pemikiran, ide, dan sudut pandang klien, yang akan membantu mereka mengidentifikasi pemikiran yang mendasarinya.
- Powerful questioning: Seorang coach lalu menggunakan pertanyaan yang mendalam dan menantang untuk memicu analytical thinking klien. Cara ini akan mendorong klien untuk menjelajahi asumsi, menganalisa, dan melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda.
- Umpan Balik: Seorang coach akan memberikan umpan balik yang membangun pemikiran klien, membantu mereka mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu diperbaiki menggunakan analytical thinking mereka.
2. Kemampuan strategic thinking:
- Menetapkan Tujuan: Seorang coach membantu klien menetapkan visi dan tujuan yang jelas dan mengidentifikasi hasil yang diinginkan. Cara ini melatih klien berpikir strategis dalam merencanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Perencanaan Aksi: Seorang coach membantu klien mengembangkan rencana tindakan yang terstruktur dan terarah. Prosesnya adalah mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan, mengalokasikan sumber daya dengan bijaksana, dan mempertimbangkan hambatan yang mungkin terjadi.
3. Kemampuan systemic thinking:
- Pemahaman Sistem: Seoramg coach membantu klien memahami hubungan dan interaksi yang kompleks antara berbagai elemen dalam sistem yang relevan, mengidentifikasi pola, dan memahami bagaimana perubahan pada satu bagian sistem dapat mempengaruhi bagian lainnya.
- Pemodelan Sistem: Seorang coach menggunakan teknik pemodelan sistem untuk membantu klien melihat gambaran keseluruhan dan dampak jangka panjang dari keputusan dan tindakan mereka.
- Analisis Kompleksitas: Seorang coach membantu klien dalam menghadapi kompleksitas dengan cara yang sistematis dan terorganisir yaitu dengan memecahkan masalah menjadi komponen yang lebih kecil dan menganalisis interaksi antara komponen-komponen tersebut.
4. Kemampuan critical thinking:
- Pertanyaan yang Menantang: Seorang coach menggunakan pertanyaan yang menantang untuk mendorong klien dalam mempertanyakan asumsi, memperluas perspektif, dan menganalisis argumen secara kritis.
- Evaluasi Bukti: Seorang coach membantu klien dalam mengevaluasi informasi dan bukti yang mereka hadapi, mendorong mereka untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam argumen atau klaim yang dibuat.
- Memperluas Perspektif: Sorang coach membantu klien dalam melihat situasi atau masalah dari berbagai sudut pandang, mendorong pemikiran reflektif dan menghindari penilaian yang bersifat subyektif.
Dalam setiap kemampuan tersebut, seorang coach menggunakan kompetensi coaching seperti mendengarkan aktif, memberikan umpan balik, mengajukan pertanyaan yang ampuh, dan memfasilitasi klien merencanakan dan mengambil tindakan yang tepat.
Melalui cara-cara ini, seorang coach membantu klien mengembangkan dan memperkuat berbagai kemampuan berpikir sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka.