Selamat Pagi dan Apa kabar?
Ada seseorang yang belajar coaching bertanya kepada saya, “adakah sebuah alur coaching yang sederhana, namun bukan dalam bentuk kompetensi yang terpisah-pisah tapi dalam bentuk urut-urutan proses atau yang semacamnya?”
Saya berpikir, “menarik juga.” Maka saya mulai menemukan beberapa versi urut-urutan tsb. Saya tidak mengklaim bahwa semuanya itu sudah perfect, pasti perlu banyak penyempurnaan.
Salah satu versinya adalah yang saya namakan *7 Fasa Percakapan Coaching*. Saya membagi sebuah proses coaching menjadi 7 fasa percakapan. Berikut saya jabarkan setiap fasa tersebut:
- *Fasa Pembuka.* Ini adalah percakapan yang mengawali proses coaching. Contoh:
“Sesi kita akan berjalan selama kurang lebih 45 menit. Apakah siap?”
“Apakah ada hal lain yang Anda perlu selesaikan dulu sebelum kita mulai?”
- *Fasa Peninjauan.* Selanjutnya adalah bentuk percakapan yang menindaklanjuti hasil dari sesi sebelumnya. IMisalnya:
“Hal-hal apa saja yang pening untuk kita bahas sejak pertemuan terakhir kita?”
“Apa saja yang sudah terjadi berkaitan dengan goal Anda?”
- *Fasa Topik.* Sekarang adalah saatnya Anda menggali apa yang paling berarti bagi coachee Anda untuk dibahas:
“Apa yang Anda ingin bahas sekarang?”
“Mengapa hal itu begitu penting buat Anda untuk kita bahas?”
“Apa kaitan hal ini dengan goal besar Anda?”
- *Fasa Perubahan Baru.* Ini adalah percakapan yang akan memfasilitasi perubahan baru bagi coachee di sesi ini. Prosesnya diawali dengan pertanyaan seperti:
“Apa yang Anda ingin dapatkan di akhir coaching kita hari ini?”
“Apa yang menjadi bukti bahwa percakapan hari ini memberi nilai tambah buat Anda?”
“Apa tandanya bahwa Anda sudah mendapatkan tujuan dari percakapan ini?”
- *Fasa Tindakan Nyata.* Setelah coachee mendapatkan perubahan penting di dirinya, kini saatnya menggunakannya untuk semakin mewujudkan goal besar di akhir program coaching dalam bentuk berbagai tindakan. Bentuknya adalah:
“Langkah realistis apa yang Anda akan lakukan selanjutnya?”
“Apa yang Anda akan lakukan untuk semakin mendekatkan diri ke goal besar Anda?”
“Dalam bentuk apa Anda akan memanfaatkan pemahaman baru Anda ini untuk mencapai sasaran?”
- *Fasa Pemastian.* Berikutnya Anda perlu memastikan agar coachee benar-benar akan melaksanakan rencana tindakan tsb. Contoh:
“Apa yang mumgkin bisa menghambat rencana tersebut? Apa antisipasi Anda?”
“Bagaimana memastikan bahwa Anda akan melakukan semua rencana ini?”
- *Fasa Check Point.* Ada kalanya Anda perlu memastikan agar percakapan coaching selalu sesuai dengan agenda coachee. Caranya adalah:
“Apakah sejauh ini percakapan kita masih sesuai dengan harapan Anda?”
“Apakah menurut Anda kita masih on track dengan tujuan Anda hari ini?”
“Apa yang sebaiknya kita musti bahas selanjutnya?”
Ketujuh fasa percakapan coaching di atas adalah struktur yang bisa digunakan terus untuk memastikan agar fluiditas coaching menjadi efektif.
Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.