Selamat Pagi dan Apa kabar?
Hal yang penting untuk dipahami dari coaching adalah ini berfokus pada outcome atau tujuan. Namun demikian, tidak jarang terjadi klien yang datang pada awalnya akan menceritakan problem atau masalah yang dia sedang hadapi. Untuk itu, sangat perlu untuk mengarahkan mind set klien yang tadinya fokus pada masalah menjadi fokus pada goal atau tujuan yang dia ingin dapatkan.
Kompetensi Inti ICF mengenai hal ini mengharuskan coach untuk mampu memfasilitasi kliennya menyusun tujuan coaching yang dapat dicapai, dapat diukur, spesifik, dan punya tenggat waktu.
Mungkin teman-teman sudah biasa dengan istilah SMART Goal ya. Sekarang saya ingin menjabarkan SMART Goal dengan tambahan beberapa hal yang akan membantu klien:
*1. Specific.* Goal klien musti dinyatakan secara spesifik, yaitu jelas dan fokus ke satu hal. “Saya ingin bahagia” tentu bukanlah goal yang spesifik. Selain itu, alangkah baiknya Goal-nya dalam kalimat yang *Simple*, tidak berbelit-belit dan mengandung sub goal-sub goal yang membingungkan dia sendiri;
*2. Masurable.* Sangat penting untuk memiliki goal yang ada ukurannya. Semakin kuantitatif semakin baik. Hal ini membantu klien untuk memonitor progress-nya dan untuk mengetahui bila goal tsb sudah tercapai. “Saya ingin langsing” bukanlah goal yang ada ukurannya. Sebaiknya diubah menjadi “Saya ingin mencapai berat badan 65 kg”, yaitu jelas ukurannya, dalam hal ini berat badan. Selain itu, Goal klien mustilah yang *Meaningful* untuk dirinya. Cek mengapa goal ini begitu penting untuk dirinya, apa yang terjadi bila dia tidak mencapai goal ini, dst. Goal yang bermakna akan memotivasi dia untuk mengejarnya;
*3. Attainable.* Pastikan agar goal yang klien inginkan adalah hal yang dia bisa capai, bukan hayalan dan tidak masuk di akal. Jadi goal itu adalah sesuatu yang klien bisa capai atau raih. Selain itu, goal akan semakin kuat bila dinyatakan dalam kalimat yang *As if now*. Nyatakanlah dalam present tense atau kalimat saat ini. Hindari kata “akan”;
*4. Relevant.* Pastikan juga agar goal tersebut relevan dengan kehidupan dia secara keseluruhan, dengan visi dia, dll. Fasilitasi dia untuk memastikan agar tidak ada goalnya yang saling konflik atau tidak selaras. Dan cek juga apakah klien adalah yang *Responsible* untuk melakukannya. Dia yang harus bertanggung jawab mengerjakan dan mencapainya, bukan orang lain. “Saya ingin anak saya lulus ujian” bukanlah goal yang Responsible;
*5. Time-bound.* Artinya, goal yang efektif adalah goal yang punya tenggat waktu. Kapan akan dimulai, dan kapan akan dicapai. Kalau perlu, pastikan tanggal, bulan, dan tahunnya. Selain itu, pastikan goal-nya adalah *Toward what you want*. Yaitu, goalnya menyatakan hal yang klien inginkan, bukan yang tidak diinginkan. “Saya tidak ingin gemuk” bukan yang bersifat toward what you want.
Nah, mari kita diskusi dengan mengganti goal berikut dengan goal yang SMART:
“Suatu saat, saya tidak akan miskin lagi”
Silahkan tulis di group, seharusnya ditulis seperti apa goal di atas agar menjadi SMART?
Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.