Apa kabar?
Pernahkah Anda berada di dalam sekumpulan orang yang saling curiga? Bagaimana rasanya berinteraksi dengan mereka? Atau pernahkah Anda merasa kurang percaya dengan atasan? Apakah Anda bisa bekerja dengan optimal dalam situasi seperti itu? Apakah Anda akan nyaman dan terbuka dengan dia?
Sekarang, kebalikannya: apakah karyawan Anda merasa nyaman dan percaya dengan Anda?
Setiap hubungan antar manusia, selalu musti diawali dengan rasa saling nyaman dan percaya agar bisa berjalan dengan baik. Dengan kadar yang tepat, rasa nyaman dan percaya akan memperlancar pekerjaan lho. Karyawan Anda akan terbuka menceritakan berbagai permasalahan dan kendala, dan Anda bisa mendapatkan informasi yang akurat untuk bisa mengambil kesimpulan dan tindakan yang paling tepat.
Bila kita mengacu ke kompetensi inti yang musti dikuasai seorang Coach, membangun rasa percaya masuk dalam kompetensi inti Establishing Trust and Intimacy, atau Membangun Rasa Percaya dan Keakraban.
Ini adalah kemampuan sangat penting dan musti dipraktikan oleh seorang Coach mulai dari perkenalan awal dengan klien, menggali kebutuhan, menjelaskan coaching, bahkan musti terus menerus dilakukan di setiap sesi coaching.
Tanpa mempraktikannya, maka semua kompetensi lainnya akan tidak maksimal. Misal, semua teknik bertanya tidak akan berdampak, klien tidak akan mendapatkan kesadaran baru, dll. Bahkan klien yang pasif atau resisten dalam sesi coaching, besar kemungkinan karena dia belum merasa percaya dan akrab dengan Coach-nya. Masuk akal kan?
Apabila sudah berlatih membangun rasa percaya dan keakraban di program coaching 66 jam, maka kita akan bisa mempraktikannya di berbagai gaya kepemimpinan, jadi bukan hanya saat sedang meng-coaching saja.
Ada banyak cara mempraktikan kompetensi ini sebagai atasan di perusahaan Anda diantaranya adalah:
Tunjukkan kepedulian yang tulus, terutama kepada masa depan dan kondisi karyawan.
Praktikan integritas diri Anda. Buat aturan-aturan yang transparan, penuhi janji-janji, lakukan apa yang kita katakan, serta jujurlah kepada mereka.
Walaupun tidak selalu sepakat, tetap hormati dan hargai sudut pandang karyawan.
Apabila kita terus menerus menerapkan hal-hal di atas, maka level kepercayaan karyawan dengan kita akan meningkat sehingga akan berdampak positif pada kinerjanya.
Sudah banyak para manajer perusahaan yang telah belajar coaching skill 66 jam telah membuktikan aplikasinya, bukan hanya saat melakukan coaching namun saat memimpin.
Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.