Coaching 101 – Merefleksikan bukan Mengartikan

Selamat pagi dan apa kabar? pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai merefleksikan bukan mengartikan dari suatu kejadian. Coach dan coachee adalah dua manusia yang berbeda. Masing-masing memiliki pengalaman hidup, keyakinan, dan proses berpikir yang berbeda. Sehingga, masing-masing mengartikan atau memaknai berbagai peristiwa secara berbeda pula.

merefleksikan

Ketika coachee sedang menceritakan kondisinya, seorang coach pemula bisa tergoda untuk mengartikan hal-hal tertentu dari konten ceritanya, kemudian dia akan menggali lebih jauh dengan mengacu pada apa yang dia artikan. Dia lupa bahwa coachee punya makna tersendiri terhadap kondisinya. Dan hanya makna yang dia buatlah yang berlaku, bukan makna yang coach-nya buat.

 

Jadi, fokuslah pada bagaimana coachee memaknai kondisinya.

 

Caranya bagaimana? Perhatikan apa yang coachee katakan berkaitan dengan kondisinya, dan perhatikan juga bagaimana coachee mengatakannya. Lalu refleksikan kembali ke cochee.

 

Mungkin contoh berikut bisa membantu memberikan pemahaman:

 

Coachee menghela nafas lalu berkata, “Saya harus bekerja berjam-jam hanya untuk menyelesaikan semua pekerjaan saya setiap hari.” Dia menunduk, suaranya menurun dan menghilang.

 

Coach berkata, “Saya mendengar Anda tadi menghela napas sebelum berbicara, lalu ketika berbicara kepala Anda menunduk lalu suara Anda menurun dan menghilang. Apa artinya itu terhadap apa yang Anda katakan tadi?”

 

Nah, apa yang coach lakukan adalah melakukan observasi terhadap bahasa tubuh coachee, menangkap apa yang coachee tidak katakan, merefleksikan semua itu ke coachee, dan menggali apa yang coachee artikan terhadap beban pekerjaannya. Dari sini proses coaching berjalan dengan lebih mendalam karena mengeksplorasi bagaimana coachee memproses kondisinya, bukan terjebak untuk membahas konten kondisinya.

 

Bila coach melakukan hal di atas, dia telah mendemonstrasikan penguasaan 2 kompetensi inti paling tidak di level PCC, yaitu:

 

  1. Coaching presence: Coach menangkap dan mengeksplorasi pergeseran energi di dalam diri coachee; dan
  2. Active listening: Coach mendengar dan mengeksplorasi nada suara dan laju bicara coachee.

 

Belajar Program Sertifikasi Coaching ACSTH 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.

 

M. Adithia Amidjaya, PCC

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Let’s Schedule Time to Talk.

Segera dapatkan solusi dengan menjadwalkan pertemuan virtual dengan tim expert kami!

Company Profile

"*" indicates required fields

COPYRIGHT @2020 – PT. KORPORA TRAININDO CONSULTANT, ALL RIGHTS RESERVED