Selamat Pagi dan Apa kabar?
Proses coaching yang sesuai dengan kode etik dan kompetensi inti ICF adalah dalam bentuk percakapan yang menuju pada agenda yang ditentukan oleh coachee. Jadi, sebagai coach, tugas kita adalah memfasilitasi coachee untuk mencapai tujuan yang dia inginkan, bukan yang coach inginkan.
Adakalanya kondisi di atas bisa terganggu yang disebabkan tanpa disadarinya coach mengarahkan coachee untuk mengikuti apa yang coach inginkan. Ini istilahnya adalah *leading*. Bentuk leading yang paling sering coach lakukan tanpa dia sadari adalah yang dalam bentuk pertanyaan, atau *leading questions*.
Contoh:
“Sudahkah Anda membicarakan hal tersebut kepada atasan?”
“Sepertinya, kita perlu membahas tentang kasus A dulu kan?”
Kalau kita perhatikan ciri utama leading questions berdasarkan kedua contoh di atas adalah pertanyaamnya dalam bentuk closed questions. Yaitu jenis pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban ya atau tidak.
Ketika coachee ditanya dengan closed questions, besar kemungkinan dia akan menangkap ide yang tersembunyi di pertanyaan tersebut, dan ide tersebut bukan dari diri dia. Lalu dia cenderung menganggap ide tersebut benar dan dia terima. Semua ini terjadi di luar kesadarannya. Akhirnya, dia jadi mengikuti agenda coach.
Lalu bagaimana agar pertanyaan coach tidak jadi leading? Triknya sederhana, yaitu mengubah pertanyaan tersebut menjadi open questions, yaitu jenis pertanyaan yang membutuhkan pemikiran dari coachee.
Jadi kedua contoh pertanyaan di atas menjadi:
“Apa saja yang Anda sudah lakukan berkaitan dengan hal tersebut?”
“Dari kedua kasus yang Anda telah ajukan, yang mana yang Anda ingin kita bahas terlebih dahulu?”
Ketika menggunakan open questions, maka akan memancing coachee untuk memikirkan kondisinya dengan proses kreatif, dan tetap fokus pada agenda dia.
Belajar Coaching Skill 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.