Selamat pagi dan apa kabar? setiap memulai sesi coaching, apa sih kebutuhan coachee ya? mungkin itu yang terlintas dipikiran para coach. Mungkin Anda berpikir judul di atas adalah pertanyaan yang mudah dijawab. Ternyata, mengklarifikasi hasil sesi coaching yang coachee sebenarnya perlukan adalah kompetensi inti yang sangat menantang untuk dikuasai.
Karena, jika Anda tidak betul-betul mendapatkan apa yang coachee inginkan, maka Anda bisa keliru dalam proses coaching-nya.
Berdasarkan pengalaman saya, apa yang coachee butuhkan di sesi coaching tidak selalu dengan mudah dia ungkapkan. Namun bisa ada di tengah-tengah ceritanya.
Berikut adalah tips agar bisa mendapatkan kebutuhan coachee yang lebih dalam dari hanya sekedar apa yang dia ucapkan. Contoh percakapan:
Coach: _”Apa yang Anda ingin bahas di sesi coaching hari ini?”_
Coachee: _”Seperti yang Anda tahu, bisnis saya sudah berjalan sangat baik, dan saya pikir sekarang adalah waktunya untuk ekspansi. Namun saya khawatir saya mungkin akan kerepotan dan sumber daya saya masih terbatas jika melakukannya sekarang. Karena saya sedang mengerjakan sebuah proyek yang sangat besar sehingga saya tidak tahu apakah punya waktu untuk memikirkan ekspansi ini. Namun jika saya tidak segera melakukannya, saya akan kecewa dengan diri saya sendiri bahwa saya tidak melakukannya.”_ [Coachee terus saja berbicara tentang peluang bisnis, expansi, dan tentang beban kerjanya saat ini].
Apabila kita sebagai coach, tentu kita musti mendengarkan dengan aktif dan menangkap kata-kata kunci yang coachee ucapkan. Carly Anderson, MCC membagi dua jenis kata kunci, yaitu yang *”what”* dan yang *”who”*., yang merupakan tujuan coachee yang sebenarnya. Maka kebutuhan coachee akan terlihat dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kembali ke contoh cerita coachee di atas, yang *what* adalah: “Seperti yang Anda tahu, bisnis saya sudah berjalan sangat baik, dan saya pikir sekarang adalah waktunya untuk ekspansi.”
Bagian yang *who* adalah _”Namun saya khawatir saya mungkin akan kerepotan dan sumber daya saya masih terbatas jika melakukannya sekarang. “_ dan _”saya akan kecewa dengan diri saya sendiri bahwa saya tidak melakukannya.”_
Sepertinya juga ada konflik internal di diri coachee, yaitu antara keinginannya untuk ekspansi dan kesibukannya dengan proyek besar yang dia sedang kerjakan.
Nah, apakah Anda bisa membedakan kata-kata kunci yang bagian *what* dan yang *who*? Bila belum, saya akan menjelaskan di tulisan besok.
Kembali ke contoh, karena kata-kata kunci bagian *who* sudah didapatkan maka coach melakukan parafrasing dan refleksi sbb:
Coach: _”Anda tadi mengatakan bahwa Anda khawatir akan kerepotan dan sumber daya Anda masih terbatas jika melakukan ekspansi sekarang, dan juga Anda akan kecewa dengan diri sendiri jika tidak melakukannya. Tolong koreksi jika saya salah, sepertinya saya menangkap ada konflik batin di dalam diri Anda antara fokus dengan proyek yang sekarang dengan melakukan ekspansi. Jadi, apa yang Anda ingin dapatkan di akhir sesi coaching kita sekarang?”_
Coachee: _”saya ingin kita membahas tentang konlik batin saya ini sehingga saya bisa benar-benar mengambil keputusan yang paling tepat.”_
Nah, dengan demikian coachee bisa mengungkapkan apa yang dia benar-benar perlu dapatkan di sesi coaching tsb, dan kita sebagai coach akan mampu memberikan mutu coaching yang sangat bernilai bagi coachee. jadi sebenarnya tidaklah sulit untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan coachee dalam setiap sesi coachingnya.
Belajar Program Sertifikasi Coaching ACSTH 66 Jam secara LENGKAP dan FUN akan memberikan hasil perbaikan di kehidupan pribadi dan profesional kita.